Selasa, 13 November 2012

Cerpen-Ku Coba Bertahan


Ku coba bertahan
Untuk tidak memulai kirim pesan kepadanya
Walau hanya sekata-dua kata
Walau hanya sekadar tanyakan kabar
Karena bila itu tetap ku lakukan, bukanlah kegembiraan yang akan aku rasakan
Tapi pedih menyayat hati telah aku terima dengan dada yang sempit
Karena aku, tak bisa lagi lapangkannya
Terlalu renta diri ini tuk bertatap, melawan mega arus yang terus berlalu
Kini aku hanya diam, dan tak mengerti bahwa waktu akan tetap berjalan saat aku menangis           sekalipun
Terbuka luas hati ini menerimanya hingga kapanpun
Namun, entah...
Tiada yang mengerti, apa yang sedang kuinginkan, aku usahakan, dan aku pikirkan bila dia mulai jelajahi isi kepalaku
Ya, ku ucapkan..selamat tinggal
Kini aku tak bisa lagi habiskan waktu menatapnya meski dengan jarak 50 meter dari arah mata dan kakiku berpijak
Berlarilah! Kejar impianmu hingga kau dapatkan apa yang kau inginkan!
Maka aku akan tenang..
Semoga sukses^^
***

 Siang yang terik telah membakar kulit putih Arina yang sedang menunggu taksi, karena jam pelajaran telah usai. Saat ini, Arina sakit hati dengan sifat dia yang jutek.
 Arif Devandria Santoso. Anak kelas 2 SMA IT Depok itu telah buat Arina menyesal!
 Sudah dua tahun belakang. Namun tetap berlaku bagi Arina tuk mengenangnya. Dimana masa itu telah sirna terhapus angin waktu. Yang telah membuatnya sering menangis akhir-akhir ini. Arina merasa kehilangan. Ya, tapi dia sungguh sadar bahwa perbuatannya tak lagi manusiawi.
***

 Dahulu, saat Arina duduk dibangku kelas 1 SMP, dan Arif dikelas 3 SMP, Arif sangat mengagumi Arina. Dengan kata lain, mencintai Arina. Setiap hari, Arif selalu kirim pesan singkat yang berisi kata-kata. Dan suatu hari, Arif telah mempersiapkan seluruhnya untuk mengungkapkan isi hati. Berharap Arina akan menerimanya dengan sepenuh hati. Namun pupus sudah apa yang ia nantikan. Arina sama sekali tak mengambil respon dari semua. Arina mengabaikannya. Hingga suatu hari, pada saat Arina mengikuti PerSaMi dari sekolahnya tersebut, ia menyadari bahwa ada yang aneh dalam dirinya ketika Arif menelponya, mengkhawatirkannya. Ya, akhirnya mereka pacaran. Namun semua itu tak lama berjalan. Arina merasa tidak enak dengan apa yang di jalankannya sekarang. Pacaran. Ia ingin menjauhi perbuatan itu. Dengan hati yang biasa-biasa saja, Arina memutuskannya. Sedih sekali, dan hancur perasaan Arif saat itu. Baru saja ia rasakan bahagia pada wanita yang ia cintai pertama kalinya. Ya, Arina adalah cinta pertamanya, yang baru saja ia genggam, namun harus dilepaskan tapi bukan keinginannya.
2 minggu berlalu. Arif tau, bahwa Arina bukanlah wanita sembarang. Banyak lelaki yang memintanya tuk masuk ke kehidupan mereka. Maka saat itu, guncanglah hati Arif saat mengetahui Arina telah tgyrmenjadi kekasih orang lain. Arif merasa di kecewakan. Sedih sudah pasti. Tak di sangka, janji Arina telah hilang begitu saja. Lidah memang tak bertulang. Saat memutuskan benang merah itu, Arina berucap pada Arif “aku gak akan pacaran sama siapapun kecuali sama kamu,”.
 Dan, dengan beredarnya berita itu, Arif memutuskan untuk tidak lagi mencintai Arina. Ia berpikir sejenak, Itu hanya buang-buang waktu. Toh, Arina gak pernah hargain apa yang aku kasih ke dia. Ya, jalan satu-satunya, aku jangan lagi kirim pesan atau apapun ke dia. Karena dia gak akan pernah cinta sama aku.
 Mulai saat itu, Arina merasa kehilangan dengan kepergian Arif dari hidupnya. Setelah ia putus beberapa bulan dengan pacarnya. Betapa bodohnya aku! Telah kecewakan seseorang yang sayang sama ku. Aku bingung. Dari awal dia nyatain perasaannya ke aku, aku udah sayang. Tapi kenapa? Hati ini gak pernah bisa mau nerima. Dari alam bawah sadar, udah ku akui kalau aku cinta. Penyesalannya dalam hati.
 ***

 Malam telah selimuti bumi. Bintang bertaburan indah, membuat seluruh manusia yang menatapnya terbelalak kagum dan tak ingin berkedip. Bagai punuk merindukan bulan. Arina menyesali perbuatannya dulu. Hanya tinggal air mata yang tersisa dari semua yang ada.
“Aku gak tau harus gimana lagi? Aku sekarang cinta banget sama dia. Dia..gak ada yang bisa gantiin posisi dia dihati aku. Laki-laki manapun kalah!” ucapnya seraya menangis terisak
 Hingga kini, tak ada lagi kata cinta, kata sayang, dan semangat dari Arif. Yang saat ini sangat dibutuhkan Arina. Karena, tak mungkin Arif kembali membawa segenggam cinta, yang akan terikat erat untuk Arina.
***

“Arina, udahlah kamu lupain Arif. Dia udah ga sayang lagi sama kamu,” usul Riza, teman baik Arina
“Aku gak bisa, Riz” respon Arina
“Kamu gak perlu nangis kayak gini. Aku gak tega sama kamu,”
Arina menangis dan memeluk Riza. Mencoba kuatkan hati. Riza mengelus kepala Arina yang berlapis jilbab.
“Aku tau. Dalam Islam gak ada itu yang namanya pacaran. Aku harap Allah mau memaafkan aku yang udah melanggar peraturan-Nya,” ujar Arina yang masih belum bisa hentikan air matanya “Gak ada apapun yang aku inginin, Riz, dari dia. Aku Cuma mau hati dia buat aku seorang,”
“Iya. Iya. Sabar ya, sayang” ucap Riza. Mencoba tenangkan hati sahabatnya.
“Aku udah pernah coba hilangin rasa ini. Semuanya! Tapi nihil. Kalau aku mau lupain seseorang, aku harus punya penggantinya. Dan aku juga udah pernah alihin rasa suka aku untuk orang lain. Tapi tetep aja hati aku buat dia. Kamu tau kan, Riz? Rasa ini udah setahun aku pegang. Dia gak pernah lagi hargain apa yang ada” keluh Arina
“Aku ikut rasain” Riza ikut menangis
“Riza,” panggil Arina seraya melepas pelukannya
“Iya, rin?”
“Makasih udah dengerin keluh kesah aku,”
“Aku gak akan biarin sahabat aku menangis sendirian” Riza dan Arina tersenyum dan menghapus air mata
“Gak ada gunanya kamu nangis. Sekarang kita harus bahagia! Kita raih cita-cita tanpa harus melihat masa lampau,”
***

Kesetiaanku bagaikan batu karang
Yang tak pernah habis terkikis oleh ombak
Bukalah matamu
Sambut aku yang telah lama menanti datangnya hatimu lagi
Wahai bintang! Terangi mimpinya
Saat ia merasa gelap, berikan setitik cahaya darimu untuknya
Wahai  bulan! Temani dia
Tiupkan angin kesegaran kepadanya
Hingga pagi yang cerah telah bersinar menerawang mega yang luas
Dan berikan ia kesempuraan perasaan
Untuknya...
Dirinya ku sayang




Created by:
Ghiffary Amanda Sastre
Ahad, 17 Juni 2012
Pukul 00:51
Untuk seseorang yang sering ku sebut dirinya RIMA. Aku akan tetap bertahan untukmu. Walau semua akan menyakitkan. Tapi rasa ini tak pernah pudar. Percayalah.. kali ini aku takkan bohong padamu..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar