Ku coba bertahan
Untuk tidak memulai kirim pesan kepadanya
Walau hanya sekata-dua kata
Walau hanya sekadar tanyakan kabar
Karena bila itu tetap ku lakukan, bukanlah
kegembiraan yang akan aku rasakan
Tapi pedih menyayat hati telah aku terima
dengan dada yang sempit
Karena aku, tak bisa lagi lapangkannya
Terlalu renta diri ini tuk bertatap, melawan
mega arus yang terus berlalu
Kini aku hanya diam, dan tak mengerti bahwa
waktu akan tetap berjalan saat aku menangis sekalipun
Terbuka luas hati ini menerimanya hingga
kapanpun
Namun, entah...
Tiada yang mengerti, apa yang sedang
kuinginkan, aku usahakan, dan aku pikirkan bila dia mulai jelajahi isi kepalaku
Ya, ku ucapkan..selamat tinggal
Kini aku tak bisa lagi habiskan waktu
menatapnya meski dengan jarak 50 meter dari arah mata dan kakiku berpijak
Berlarilah! Kejar impianmu hingga kau dapatkan
apa yang kau inginkan!
Maka aku akan tenang..
Semoga sukses^^
***
Siang yang terik telah membakar kulit putih
Arina yang sedang menunggu taksi, karena jam pelajaran telah usai. Saat ini,
Arina sakit hati dengan sifat dia yang jutek.
Arif Devandria Santoso. Anak kelas 2 SMA IT
Depok itu telah buat Arina menyesal!
Sudah dua tahun belakang. Namun tetap berlaku
bagi Arina tuk mengenangnya. Dimana masa itu telah sirna terhapus angin waktu.
Yang telah membuatnya sering menangis akhir-akhir ini. Arina merasa kehilangan.
Ya, tapi dia sungguh sadar bahwa perbuatannya tak lagi manusiawi.
***
Dahulu, saat Arina duduk dibangku kelas 1 SMP,
dan Arif dikelas 3 SMP, Arif sangat mengagumi Arina. Dengan kata lain,
mencintai Arina. Setiap hari, Arif selalu kirim pesan singkat yang berisi
kata-kata. Dan suatu hari, Arif telah mempersiapkan seluruhnya untuk
mengungkapkan isi hati. Berharap Arina akan menerimanya dengan sepenuh hati.
Namun pupus sudah apa yang ia nantikan. Arina sama sekali tak mengambil respon
dari semua. Arina mengabaikannya. Hingga suatu hari, pada saat Arina mengikuti
PerSaMi dari sekolahnya tersebut, ia menyadari bahwa ada yang aneh dalam
dirinya ketika Arif menelponya, mengkhawatirkannya. Ya, akhirnya mereka
pacaran. Namun semua itu tak lama berjalan. Arina merasa tidak enak dengan apa
yang di jalankannya sekarang. Pacaran. Ia ingin menjauhi perbuatan itu. Dengan
hati yang biasa-biasa saja, Arina memutuskannya. Sedih sekali, dan hancur
perasaan Arif saat itu. Baru saja ia rasakan bahagia pada wanita yang ia cintai
pertama kalinya. Ya, Arina adalah cinta pertamanya, yang baru saja ia genggam,
namun harus dilepaskan tapi bukan keinginannya.
2 minggu berlalu. Arif
tau, bahwa Arina bukanlah wanita sembarang. Banyak lelaki yang memintanya tuk
masuk ke kehidupan mereka. Maka saat itu, guncanglah hati Arif saat mengetahui
Arina telah tgyrmenjadi kekasih orang lain. Arif merasa di kecewakan. Sedih
sudah pasti. Tak di sangka, janji Arina telah hilang begitu saja. Lidah memang
tak bertulang. Saat memutuskan benang merah itu, Arina berucap pada Arif “aku
gak akan pacaran sama siapapun kecuali sama kamu,”.
Dan, dengan beredarnya berita itu, Arif
memutuskan untuk tidak lagi mencintai Arina. Ia berpikir sejenak, Itu hanya
buang-buang waktu. Toh, Arina gak pernah hargain apa yang aku kasih ke dia. Ya,
jalan satu-satunya, aku jangan lagi kirim pesan atau apapun ke dia. Karena dia
gak akan pernah cinta sama aku.
Mulai saat itu, Arina merasa kehilangan dengan
kepergian Arif dari hidupnya. Setelah ia putus beberapa bulan dengan pacarnya.
Betapa bodohnya aku! Telah kecewakan seseorang yang sayang sama ku. Aku
bingung. Dari awal dia nyatain perasaannya ke aku, aku udah sayang. Tapi
kenapa? Hati ini gak pernah bisa mau nerima. Dari alam bawah sadar, udah ku
akui kalau aku cinta. Penyesalannya dalam hati.
***
Malam telah selimuti bumi. Bintang bertaburan
indah, membuat seluruh manusia yang menatapnya terbelalak kagum dan tak ingin
berkedip. Bagai punuk merindukan bulan. Arina menyesali perbuatannya dulu.
Hanya tinggal air mata yang tersisa dari semua yang ada.
“Aku gak tau harus
gimana lagi? Aku sekarang cinta banget sama dia. Dia..gak ada yang bisa gantiin
posisi dia dihati aku. Laki-laki manapun kalah!” ucapnya seraya menangis
terisak
Hingga kini, tak ada lagi kata cinta, kata
sayang, dan semangat dari Arif. Yang saat ini sangat dibutuhkan Arina. Karena,
tak mungkin Arif kembali membawa segenggam cinta, yang akan terikat erat untuk
Arina.
***
“Arina, udahlah kamu
lupain Arif. Dia udah ga sayang lagi sama kamu,” usul Riza, teman baik Arina
“Aku gak bisa, Riz”
respon Arina
“Kamu gak perlu nangis
kayak gini. Aku gak tega sama kamu,”
Arina menangis dan
memeluk Riza. Mencoba kuatkan hati. Riza mengelus kepala Arina yang berlapis
jilbab.
“Aku tau. Dalam Islam
gak ada itu yang namanya pacaran. Aku harap Allah mau memaafkan aku yang udah
melanggar peraturan-Nya,” ujar Arina yang masih belum bisa hentikan air matanya
“Gak ada apapun yang aku inginin, Riz, dari dia. Aku Cuma mau hati dia buat aku
seorang,”
“Iya. Iya. Sabar ya,
sayang” ucap Riza. Mencoba tenangkan hati sahabatnya.
“Aku udah pernah coba
hilangin rasa ini. Semuanya! Tapi nihil. Kalau aku mau lupain seseorang, aku
harus punya penggantinya. Dan aku juga udah pernah alihin rasa suka aku untuk
orang lain. Tapi tetep aja hati aku buat dia. Kamu tau kan, Riz? Rasa ini udah
setahun aku pegang. Dia gak pernah lagi hargain apa yang ada” keluh Arina
“Aku ikut rasain” Riza
ikut menangis
“Riza,” panggil Arina
seraya melepas pelukannya
“Iya, rin?”
“Makasih udah dengerin
keluh kesah aku,”
“Aku gak akan biarin
sahabat aku menangis sendirian” Riza dan Arina tersenyum dan menghapus air mata
“Gak ada gunanya kamu
nangis. Sekarang kita harus bahagia! Kita raih cita-cita tanpa harus melihat
masa lampau,”
***
Kesetiaanku bagaikan
batu karang
Yang tak pernah habis
terkikis oleh ombak
Bukalah matamu
Sambut aku yang telah
lama menanti datangnya hatimu lagi
Wahai bintang! Terangi
mimpinya
Saat ia merasa gelap,
berikan setitik cahaya darimu untuknya
Wahai bulan! Temani dia
Tiupkan angin
kesegaran kepadanya
Hingga pagi yang cerah
telah bersinar menerawang mega yang luas
Dan berikan ia
kesempuraan perasaan
Untuknya...
Dirinya ku sayang
Created by:
Ghiffary Amanda Sastre
Ahad, 17 Juni 2012
Pukul 00:51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar